Sabtu, 28 April 2012

Tradisi Sunat (Khitan) melanda Dunia


Sunat di Berbagai Negara


Dalam agama Islam sunat atau sirkumsisi disebut khitan merupakan kebiasan yang berkelanjutan dari millah atau ajaran Nabi Ibrahim as. Kala itu, Nabi Ibrahim as, saat usia 80 tahun disunat dengan alat yang disebut qadum.
Sesungguhnya tujuan utama dari sunat adalah membersihkan diri dari berbagai kotoran serta penyebab penyakit yang mungkin yang melekat pada ujung penis atau zakar yang masih ada kulupnya. Ketika bersunat, kulup yang menutupi jalan ke luar urine dibuang sehingga kemungkinan kotoran untuk menempel atau berkumpul di ujung penis jadi lebih kecil. Ini dikarenakan penis lebih mudah dibersihkan.
Sunat dapat menghindari timbulnya berbagai penyakit. Misalnya fimosis, parafimosis, kandidiasis, serta tumor ganas dan pra-ganas pada daerah alat kelamin laki-laki.
Para ahli di American Academy of Pediatric sejak 1975 menyatakan secara medis, tidak ada keharusan bagi bayi laki-laki yang baru lahir untuk bersunat, kecuali bila ada indikasi khusus. Misalnya ia menderita fimosis. Begitu juga jika bayi atau si kecil yang berusia di bawah lima tahun menderita infeksi saluran kemih.
Sebagai catatan, kelainan pada kulup penis, khususnya fimosis, biasanya dialami oleh satu dari dua puluh bayi laki-laki. Oleh karena itu, ia sudah bisa disunat sebelum usia dua bulan. Namun, dalam tradisi agama Islam disebutkan, anak laki-laki yang sehat harus disunat begitu menginjak usia akil balig, yakni setelah mimpi basah. Umumnya ini terjadi ketika mereka lebih berusia 10 tahun.
Manfaat sunat atau sirkumsisi (circumcision) amat disadari dan justru dipraktikkan di negara Barat. Hutchinson pada 1855 melaporkan bahwa sunat mungkin sekali dapat mencegah seseorang tertular sifilis.
Banyak penelitian yang telah membuktikan (evidence based medicine) bahwa sunat dapat mengurangi resiko kanker penis, infeksi saluran kemih, dan mencegah penularan berbagai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS dan juga mencegah penularan human papillima virus.
Perlu diketahui, sebanyak 80% bayi di Amerika Serikat disunat, dan setiap tahun 1,2 juta bayi laki-laki di sana disunat. Di Kanada 48% dari laik-laki disunat. Sebaliknya kebiasan sunat tidak banyak dikenal di Eropa, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Seperti diketahui sesuai ajaran agamanya. Sunat rutin duikerjakan untuk setiap laki-laki muslim dan yahudi.
Sunat terbukti menurunkan resiko infeksi saluran kemih. Penelitian menunjukkan, tujuh sampai 14 per 1.000 bayi yang yelah disunat mengalami infeksi saluiran kemih. Bandingkan dengan hanya 1 sampai 2 per 1.000 bayi yang disunat.
Bahkan di majalah kedokteran yang terbaik di dunia, New England Journal Medicine, melaporkan hasil penelitian yang amat menyakinkan. Diteliti swbanyak 1913 pasangan studi kasus terkontrol yang terkait dengan kanker leher rahim yang berasal dari lima negara. Hasilnya sebagai berikut: infeksi HPV pada penis ditemukan 166 orang dari 847 laki-laki yang tidak disunat (19,6%).
Bandingkan dengan hanya 5% infeksi HPV pada laki-laki yang disunat (16 dari 292 laki-laki yang disunat). Diketahui bahwa infeksi HPV merupakan salah satu penyebab terjadinya kanker leher rahim. Dengan demikian, sunat akan menurunkan resiko kanker leher rahim pada pasangan karena menurunkan resiko infeksi HPV pada penis. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar